Sebelum membangun rumah impian anda alangkah baiknya anda juga mengenal standar derajat kemiringan atap rumah, belakangan ini atap rumah merupakan salah satu bagian yang juga turut memperindah tampilan rumah kita, tetapi kita juga tidak bisa mengeyampingkan fungsi utama dari atap itu sendiri.
Fungsi utama atap rumah tentunya supaya isi dan penghuninya terhindar dari hujan dan terik matahari serta berfungsi membantu sirkulasi udara dalam rumah, pembuatan atap tanpa perencanaan yang matang akan berakibat fatal dikemudian hari, setitik air yang menetes dari atap adalah sumber petaka yang serius, apalagi jika kita menggunakan reng dan plafon dari kayu, selain berakibat reng dan plafon keropos juga akan meninggalkan noda pada langit-langit rumah.
Bagi kita yang membangun rumah tanpa konsultan teknik, alangkah baiknya menyimak standart kemiringan atap menurut jenis dan model atap yang kita gunakan...
1. Atap Genteng
Atap genteng yang paling banyak digunakan di Indonesia khususnya Pulau Jawa, dan Atap genteng salah satu jenis atap yang paling rentan terhadap kebocoran, standar kemiringan yang direkomendasikan adalah dengan kemiringan di atas 30 derajat, rata-rata dibuat dengan kemiringan 35 derajat. Jika anda ingin lebih landai dari itu maka diperlukan atap tambahan dibawahnya, misalnya dengan memasang plastik tebal. Atau jika dibuat lebih tegak dari itu maka diperlukan perkuatan pada setiap genteng, contohnya dengan cara memasang sambungan pada paku dan reng.
2. Atap Asbes / Seng
Atap seng dan asbes banyak digunakan di daerah dataran tinggi, atau digunakan untuk bangunan gudang, kandang, pabrik dan lain sebagainya, atas asbes dan seng bisa dipasang lebih landai dari genteng, yaitu minimal sudutnya 10 derajat, karena ukuranya yang lebar dan sambungan cukup bagus jadi tidak rawan terjadi kebocoran meskipun dibuat landai.
3. Atap dak cor beton
Walaupun secara teknik atap beton tidak akan bocor walau dipasang landai tetapi alangkah baiknya tetap dibuat kemiringan untuk bisa mengarahkan arah air ke sudut tertentu, perbedaan 3 - 5 derajat sudah cukup Namun jika mau membuat miring juga tidak jadi masalah, misalnya dengan tujuan menyesuaikan bentuk arsitektur rumah terindah. Agar tidak mengalami kebocoran ketika hujan turun maka diperlukan pelapisan dengan bahan waterproofing sehingga air tidak bisa tembus kedalam rumah tinggal.
Jenis atap lainya bisa disesuaikan dengan bahan dan kondisi rumah yang akan dibangun, apalagi akhir-akhir ini banyak inovasi yang dilakukan para produsen sehingga banyak sekali ragam material atap dipasaran, Namun tenang saja tidak perlu bingung menentukan sudut minimal kemiringan karena biasanya para produsen sudah melengkapi data spesifikasi teknis dan syarat pemasangan ketika mengajukan penawaran untuk menjadi supplier bahan atap rumah tinggal. intinya adalah bagaimana agar atap rumah bisa terlihat indah namun tetap dapat berfungsi dengan baik, dapat dibuat dengan biaya semurah mungkin, berkualitas bagus serta awet tahan lama.
Fungsi utama atap rumah tentunya supaya isi dan penghuninya terhindar dari hujan dan terik matahari serta berfungsi membantu sirkulasi udara dalam rumah, pembuatan atap tanpa perencanaan yang matang akan berakibat fatal dikemudian hari, setitik air yang menetes dari atap adalah sumber petaka yang serius, apalagi jika kita menggunakan reng dan plafon dari kayu, selain berakibat reng dan plafon keropos juga akan meninggalkan noda pada langit-langit rumah.
Bagi kita yang membangun rumah tanpa konsultan teknik, alangkah baiknya menyimak standart kemiringan atap menurut jenis dan model atap yang kita gunakan...
1. Atap Genteng
Atap genteng yang paling banyak digunakan di Indonesia khususnya Pulau Jawa, dan Atap genteng salah satu jenis atap yang paling rentan terhadap kebocoran, standar kemiringan yang direkomendasikan adalah dengan kemiringan di atas 30 derajat, rata-rata dibuat dengan kemiringan 35 derajat. Jika anda ingin lebih landai dari itu maka diperlukan atap tambahan dibawahnya, misalnya dengan memasang plastik tebal. Atau jika dibuat lebih tegak dari itu maka diperlukan perkuatan pada setiap genteng, contohnya dengan cara memasang sambungan pada paku dan reng.
2. Atap Asbes / Seng
Atap seng dan asbes banyak digunakan di daerah dataran tinggi, atau digunakan untuk bangunan gudang, kandang, pabrik dan lain sebagainya, atas asbes dan seng bisa dipasang lebih landai dari genteng, yaitu minimal sudutnya 10 derajat, karena ukuranya yang lebar dan sambungan cukup bagus jadi tidak rawan terjadi kebocoran meskipun dibuat landai.
3. Atap dak cor beton
Walaupun secara teknik atap beton tidak akan bocor walau dipasang landai tetapi alangkah baiknya tetap dibuat kemiringan untuk bisa mengarahkan arah air ke sudut tertentu, perbedaan 3 - 5 derajat sudah cukup Namun jika mau membuat miring juga tidak jadi masalah, misalnya dengan tujuan menyesuaikan bentuk arsitektur rumah terindah. Agar tidak mengalami kebocoran ketika hujan turun maka diperlukan pelapisan dengan bahan waterproofing sehingga air tidak bisa tembus kedalam rumah tinggal.
Jenis atap lainya bisa disesuaikan dengan bahan dan kondisi rumah yang akan dibangun, apalagi akhir-akhir ini banyak inovasi yang dilakukan para produsen sehingga banyak sekali ragam material atap dipasaran, Namun tenang saja tidak perlu bingung menentukan sudut minimal kemiringan karena biasanya para produsen sudah melengkapi data spesifikasi teknis dan syarat pemasangan ketika mengajukan penawaran untuk menjadi supplier bahan atap rumah tinggal. intinya adalah bagaimana agar atap rumah bisa terlihat indah namun tetap dapat berfungsi dengan baik, dapat dibuat dengan biaya semurah mungkin, berkualitas bagus serta awet tahan lama.
0 Response to "Mengenal Derajat Kemiringan Atap Rumah Hunian"
Posting Komentar